ALAS ROBAN



    Alas Roban di Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, bukan hutan dalam arti sebenarnya, melainkan kebun jati milik perhutani. Harus diakui bahwa Alas Roban jauh lebih terkenal daripada Batang. Nama hutan ini banyak muncul di hikayat-hikayat zaman dulu sebagai sebuah rimba angker yang ditakuti.




Alas Roban, lengkap dengan segala kisah ‘spooky’ yang dimilikinya, jalanan licin tanpa penerangan di malam hari dengan lintasan berliku-liku alias meliuk-liuk yang bisa bikin perut mual, sampai begal atau rampok yang menunggu di tempat-tempat strategis.

Termasuk juga ‘wingitnya’ atau seramnya si hutan sendiri dalam deskripsi visual. Sebelum masuk hutan dan sesudah keluar hutan, terdapat begitu banyak resto dan warung makanan. Termasuk sate kambing muda Subali di daerah Subah yang cukup terkenal itu. Tapi begitu masuk hutan sejauh 1 km, tak ada warung apapun yang bisa dijadikan tempat ‘ngiras’ atau mengudap makanan.

Sementara barang dagangan yang banyak di-display dekat warung dan resto adalah balok kayu pengganjal ban truk atau bus. Ini semacam indikasi, di dalam hutan nantinya akan banyak dijumpai tanjakan dan turunan yang memerlukan balok kayu sebagai ganjalnya. keadaan ini banyak dijumpai bila masih siang hari. Harus pula diusahakan agar mobil tak merapat pada ekor truk atau bus saat menanjak, karena kemungkinan bahaya gagal menanjak. Akibatnya tentu berbahaya bagi mobil di belakangnya.



Alkisah soal kerja rodi di masa pembuatan de Grote Postweg. Ruas Alas Roban merupakan salah satu tempat di mana banyak pekerja menjadi korban karena ganasnya medan. Mereka mesti bahu-membahu menata batu naik turun bukit yang konturnya meliuk-liuk. Setelah sebelumnya harus ‘membelah’ hutan dan menancapkan tonggak atau patok-patok penanda bakal jalan yang akan dibuat.

Masa sekarang, pengguna rute Alas Roban sudah dapat menikmati jalan baru yang dibuat Dinas Pekerjaan Umum/DPU. Mobil-mobil pribadi diarahkan ke jalan baru, sedang bus dan truk tetap menggunakan rute asli atau orisinal buatan bangsa kita di bawah perintah Gubernur Jendral Daendels. Meski begitu, ‘keganasan’ trek lama Alas Roban serta jalurnya yang meliuk-liuk tak terlupakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar